Pemkab Lamongan siaga krisis air bersih. (mediaindonesia.com/M Yakub).Kabar Lamongan – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamongan mulai mewaspadai potensi terjadinya krisis air bersih seiring masuknya puncak musim kemarau. Meskipun demikian, hingga saat ini, belum ada wilayah yang mengajukan permintaan droping air bersih. Pasalnya, sebagian besar waduk, rawa, dan embung di daerah setempat masih menyimpan cadangan air.
“Iya betul, kita sudah masuk tahap waspada kekeringan,” ujar Juru Bicara Pemkab Lamongan, Sugeng Widodo, Senin (08/09/2025) siang.
Menurutnya, kondisi ini dipengaruhi oleh fenomena La-Nina yang berdampak pada kawasan Lamongan. Oleh karena itu, beberapa wilayah masih kerap diguyur hujan, bahkan dua hari terakhir sempat turun hujan deras dengan intensitas cukup tinggi.
Meski begitu, Pemkab Lamongan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) tetap melakukan pemantauan dan berkoordinasi dengan daerah-daerah yang setiap tahun rawan mengalami krisis air bersih saat puncak musim kemarau. Langkah ini dilakukan agar jika terjadi kekeringan, penyaluran air bersih bisa segera dilaksanakan.
“Namun, sejauh ini, belum ada kawasan yang terdampak kekeringan. Bahkan, belum ada kecamatan yang mengajukan permintaan air bersih,” tegas Sugeng.
Ia menambahkan, saat ini debit air di sejumlah waduk besar, rawa, dan embung masih tersedia, sehingga warga masih bisa memanfaatkannya untuk kebutuhan sehari-hari. Sebagai informasi, terdapat sedikitnya 167 desa di 13 kecamatan yang berpotensi mengalami krisis air bersih.
Tahun lalu, dampak El-Nino membuat belasan kecamatan tersebut benar-benar dilanda kekeringan. Kecamatan yang rawan umumnya berada di wilayah selatan dan tengah Lamongan, seperti Mantub, Sugio, Sambeng, Tikung, Kembangbahu, Kedungpring, Deket, Modo, Ngimbang, Bluluk, dan Lamongan.
Bahkan, beberapa tahun sebelumnya, Pemkab Lamongan pernah menetapkan status darurat kekeringan. Saat itu, sejumlah wilayah mengalami krisis air bersih dengan kondisi kering kritis hingga langka.
Tidak ada komentar