Program 1-10-100 Lamongan Sukses Tekan Stunting hingga 6,9 Persen

mariana
12 Jun 2025 11:16
Peristiwa 0 16
2 menit membaca

Kabar Lamongan – Program inovatif 1-10-100 yang digagas oleh Pemerintah Kabupaten Lamongan bersama Tim Penggerak PKK mendapat apresiasi dari Tim Penilaian Kinerja Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Jawa Timur. Apresiasi tersebut disampaikan dalam pertemuan virtual melalui Zoom di Command Center Kabupaten Lamongan pada Rabu (11/06/2025).

Program 1-10-100 merupakan skema pemberian bantuan gizi dengan konsep satu orang tua asuh menyumbang dana sebesar Rp5 juta untuk disalurkan dalam bentuk makanan bergizi kepada 10 balita selama 100 hari. Selama masa program, perkembangan anak dipantau secara rutin untuk memastikan dampaknya.

Sepanjang tahun 2024, program ini berhasil menggalang lebih dari Rp870 juta, dari 71 orang tua asuh yang berasal dari berbagai kalangan, mulai dari perusahaan, organisasi, komunitas, hingga individu melalui skema tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).

Wakil Bupati Lamongan, Dirham Akbar Aksara, menyampaikan bahwa dengan dana tersebut, kebutuhan gizi bagi 2.640 balita yang mengalami atau berisiko stunting berhasil dipenuhi.

“Di tahun 2024, 71 orang tua asuh berhasil menjangkau sekitar 96 persen dari total 2.557 balita stunting atau berisiko stunting, yakni sebanyak 2.450 balita,” ungkap Wabup Dirham.

Wabup Dirham juga menambahkan bahwa program ini telah diadopsi oleh pemerintah pusat dengan nama Gerakan Orang Tua Asuh Menurunkan Stunting (Genting). Menurut Dirham, keberhasilan program 1-10-100 turut berdampak signifikan terhadap penurunan angka prevalensi stunting di Kabupaten Lamongan.

Berdasarkan data dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) dan Survei Kesehatan Indonesia (SKI), angka stunting di Lamongan mengalami penurunan dari 27,50 persen pada 2022 menjadi 9,40 persen di 2023, dan kembali turun ke angka 6,9 persen di tahun 2024.

Dalam pelaksanaannya, Pemkab Lamongan bekerja sama dengan akademisi dari Universitas Islam Lamongan (Unisla) sebagai mitra pendamping. Pemantauan tumbuh kembang anak dilakukan setiap dua minggu dan hasilnya rutin dilaporkan kepada para orang tua asuh.

“Anak-anak ditimbang berat dan tinggi badannya serta indikator lainnya. Dari seluruh peserta, sekitar 75 persen berhasil keluar dari status stunting. Sementara sisanya, yaitu 25 persen, tidak lulus karena memiliki penyakit bawaan. Artinya, bila tanpa penyakit bawaan, hasilnya bisa 100 persen lolos stunting,” jelas Dirham.

Apresiasi terhadap capaian tersebut datang dari Tim Panelis Provinsi Jawa Timur yang terdiri atas Dinas Kesehatan Jatim, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Kependudukan (DP3A), Universitas Airlangga, Ormas Muhammadiyah, serta TP PKK Jatim.

Mereka bahkan menyatakan ketertarikannya untuk mempelajari lebih lanjut mekanisme program 1-10-100 yang dinilai efektif dalam menurunkan angka stunting di Lamongan.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *