Nelayan Lamongan Beralih ke LPG, Hemat Hingga 45 Persen

mariana
23 Jul 2025 06:51
Peristiwa 0 11
2 menit membaca

Kabar Lamongan – Para nelayan harian di wilayah Lamongan, khususnya yang menggunakan alat tangkap seperti bubu dan gillnet, kini mulai ramai-ramai meninggalkan bahan bakar minyak (BBM) dan beralih ke gas elpiji (LPG) sebagai sumber energi untuk kapal mereka.

Ketua Gerakan Nelayan Indonesia (GENI), Muchlisin Amar, mengungkapkan bahwa peralihan ini terbukti membawa efisiensi besar bagi para nelayan.

“Mereka merasakan penghematan setidaknya 40 hingga 45 persen dibandingkan menggunakan BBM,” ujarnya pada Selasa (22/07/2025).

Menurut Muchlisin, semangat para nelayan untuk beralih ke elpiji cukup tinggi. Bahkan, sejumlah nelayan diketahui telah bertahun-tahun menggunakan elpiji sejak mendapatkan bantuan mesin dari program Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Mereka mengaku beralih karena alasan efisiensi dan ekonomi.

“Alhamdulillah, sekarang para nelayan mulai sadar bahwa beralih ke elpiji memberi keuntungan. Itu langkah baik,” tambah Muchlisin.

Selain lebih hemat, penggunaan elpiji juga dinilai membawa manfaat lingkungan. Para nelayan kini lebih peduli terhadap pentingnya menjaga kebersihan laut dan udara dari polusi akibat penggunaan bahan bakar fosil. Muchlisin pun merasa bangga karena nelayan di kawasan Paciran dan Pantura turut berkontribusi menciptakan lingkungan yang lebih sehat.

Proses konversi dari BBM ke elpiji pun tidak rumit. Nelayan hanya perlu memasang converter kit pada mesin perahu mereka agar bisa menggunakan elpiji.

Salah satu nelayan di Lamongan, Abdurrohim, membagikan pengalamannya menggunakan elpiji. Ia menyebut secara ekonomi, penggunaan gas jauh lebih hemat dibanding BBM.

“Satu tabung elpiji 3 kilogram setara dengan sekitar 7 liter BBM, dan efisiensinya mencapai 40 sampai 45 persen,” tuturnya.

Ia menjelaskan bahwa mayoritas nelayan yang melakukan konversi adalah pengguna kapal kecil berukuran di bawah 5 GT dan memakai mesin berbahan bakar bensin.

Meski merasa terbantu, Abdurrohim dan nelayan lainnya berharap pemerintah bisa menjaga stabilitas harga elpiji, khususnya ukuran 3 kilogram, agar tetap terjangkau dan tidak terjadi kelangkaan di lapangan.

“Kami harap elpiji 3 kilo tetap ada dan tidak langka,” ujarnya penuh harap.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *