Ketersediaan Air Menjadi Tantangan Petani Desa Lawanganagung

mariana
14 Apr 2025 06:45
Desa 0 79
2 menit membaca

Kabar Lamongan – Para petani di Kabupaten Lamongan mulai melakukan penanaman padi sejak awal bulan April, karena telah memasuki musim tanam (MT) kedua. Namun, para petani di Desa Lawanganagung, Kecamatan Sugio, merasa cemas akan ketersediaan cadangan air yang dikhawatirkan tidak mencukupi hingga masa panen tiba.

Para petani berharap ketersediaan air tetap melimpah agar produksi padi mereka optimal dan berkualitas. Salah satu petani di wilayah tersebut, Yusuf (45), mengungkapkan bahwa para petani memutuskan untuk menanam padi lebih awal pada musim tanam kedua. Hal tersebut dilakukan karena intensitas hujan masih mendukung untuk pengairan.

Namun, kekhawatiran tetap dirasakan oleh petani apabila hujan mulai mereda, karena cadangan air di daerah mereka untuk pertanian masih sangat bergantung pada curah hujan.

“Meskipun kami bisa mengandalkan aliran air dari sungai desa, kami harus mengeluarkan biaya tambahan untuk memompa air tersebut ke lahan sawah kami,” kata Yusuf, Minggu (13/04/2025).

Di tengah kekhawatiran itu, para petani merasa sedikit lega dengan ketersediaan serta distribusi pupuk untuk petani di Desa Lawanganagung yang berjalan dengan lancar. Hal tersebut memberikan harapan bagi para petani untuk mendapatkan hasil panen yang optimal.

“Alhamdulillah untuk pupuk dari kelompok tani di desa ini lancar serta mudah didapatkan hanya dengan setor KTP saja,” ujarnya.

Baik Yusuf maupun petani lainnya berharap agar pada musim tanam kedua tahun ini kebutuhan air untuk tanaman tercukupi dan dapat menghasilkan padi yang melimpah serta terhindar dari serangan hama yang dapat merugikan petani.

Dengan adanya harapan tersebut, mereka terus berdoa agar cuaca mendukung sehingga hasil panen dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Semoga saja panennya nanti melimpah,” ungkap Yusuf.

Kekhawatiran petani di wilayah selatan berbeda dengan para petani di wilayah tengah, yaitu para petani yang berada di sebelah utara jalan nasional atau petani tambak. Para petani di daerah tersebut bisa mendapatkan air dengan lebih mudah.

Adanya aliran air sungai dari Bengawan Jero dan pemanfaatan pompanisasi dari Bengawan Solo bisa mereka andalkan sebagai sumber pengairan sawah.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *