Kemenag Lamongan Imbau Jemaah Ajukan Murur dan Tanazul saat Puncak Haji Armuzna

nabila
31 Mei 2025 03:46
Peristiwa 0 19
2 menit membaca

Kabar Lamongan – Menjelang puncak ibadah haji di Arafah, dan Mina (Armuzna), Kemenag Lamongan mengingatkan jemaah untuk menjaga kondisi fisik. Bagi jemaah yang sakit, lanjut usia, atau penyandang disabilitas, tersedia kemudahan berupa skema murur dan tanazul.

Murur memungkinkan jemaah melintasi Muzdalifah tanpa perlu turun dari bus usai wukuf di Arafah, sementara tanazul memberi keleluasaan bagi jemaah yang menginap di hotel sekitar Jamarat untuk tidak bermalam di tenda Mina.

Kepala Kemenag Lamongan, H. M. Muhlisin Mufa, melalui tim kloter terus memantau dan mengoordinasikan berbagai persiapan guna memastikan kelancaran ibadah puncak haji Armuzna.

“Menjelang pelaksanaan wukuf, dilakukan survei lokasi. Saat survei tersebut, tiap kloter mengetahui letak tenda jemaahnya dan diberi penanda,” jelasnya.

Muhlisin mengingatkan para jemaah agar memperbanyak waktu istirahat dan menjaga pola makan menjelang puncak ibadah Armuzna, memanfaatkan konsumsi yang telah disediakan.

“Jemaah yang memiliki riwayat penyakit tetap dianjurkan untuk rutin mengonsumsi obat, agar kondisi mereka siap menghadapi Armuzna,” katanya.

Kasi PHU Kemenag Lamongan, Abdul Ghofur, menyampaikan bahwa petugas PPIH Arab Saudi bersama petugas kloter telah melakukan survei lokasi tenda di Arafah dan Mina untuk memastikan kesiapan tempat.

“Setiap tenda memiliki kapasitas tertentu yang disesuaikan dengan jumlah jemaah per kloter,” tambahnya.

Ghofur menambahkan, jemaah akan mulai diberangkatkan ke Arafah pada 8 Dzulhijah, bertepatan dengan Rabu (4/6), dan diperkirakan tiba pada 9 Dzulhijah, yaitu Kamis (5/6).

Setelah waktu magrib, jemaah bergerak menuju Muzdalifah, di mana mereka yang dalam kondisi sehat menjalani mabit atau bermalam sesuai ketentuan ibadah.

“Namun, untuk jemaah yang dalam kondisi sakit, lanjut usia, atau penyandang disabilitas, dapat mengikuti skema murur yang merupakan program dari Kemenag RI. Para jemaah tersebut telah didata,” ujarnya.

Ia berharap, program ini dapat mewujudkan layanan haji yang semakin inklusif, dengan perhatian khusus bagi jemaah lansia dan penyandang disabilitas.

“Kami tetap mengutamakan keselamatan dan kesehatan jemaah, namun pelaksanaan ibadah haji beserta rukunnya tetap bisa dijalankan,” tutupnya.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *