Ilustrasi emas perhiasan. (Getty Images/sbayram).Kabar Lamongan – Menjelang Hari Raya Idul Fitri, permintaan perhiasan emas di Lamongan kembali mengalami lonjakan yang signifikan. Tradisi membeli emas sebelum lebaran sudah menjadi kebiasaan tahunan, terutama di pekan terakhir Ramadan.
Nur Wati, pemilik Toko Perhiasan Emas di Pasar Baru Lamongan, mengungkapkan bahwa penjualan emas meningkat drastis.
“Alhamdulillah, ramai. Di Lamongan, menjelang lebaran emas seperti kacang goreng, banyak dicari,” ujarnya, Kamis (27/03/2025).
Menurut Wati, keuntungan dari penjualan emas saat lebaran bisa meningkat hingga dua kali lipat atau 100 persen. Tahun ini, lonjakan permintaan semakin tinggi karena bertepatan dengan musim panen, di mana banyak warga memiliki pendapatan lebih.
“Pembelian meningkat drastis, berbondong-bondong. Apalagi ini waktunya panen. Barang yang dicari bervariasi, mulai dari kalung, gelang, cincin, hingga satu set perhiasan,” jelasnya.
Kebiasaan membeli emas menjelang Idul Fitri ini sudah menjadi bagian dari budaya masyarakat Lamongan. Setiap orang bisa menghabiskan Rp 10 juta hingga Rp 50 juta untuk membeli perhiasan emas.
“Ini sudah jadi tradisi tiap tahun, emas selalu laris manis saat lebaran. Warga Lamongan tergolong mampu, jadi ada yang belanja sampai Rp 50 juta,” tambah Wati.
Selain untuk mempercantik penampilan di hari raya, fenomena ini juga didorong oleh kebiasaan warga yang berinvestasi dalam bentuk emas saat musim panen, lalu menjualnya kembali saat musim tanam.
“Hampir tidak ada penjualan emas, yang ada hanya pembelian atau tukar tambah. Puncak keramaian biasanya terjadi H-3 lebaran,” ungkapnya.
Dengan meningkatnya permintaan, para pelaku usaha perhiasan emas di Lamongan berharap dapat memanfaatkan momentum ini untuk meningkatkan omzet dan memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.
Tradisi ini tidak hanya mencerminkan budaya lokal, tetapi juga menunjukkan dinamika ekonomi masyarakat yang terus beradaptasi dengan peluang yang ada.
Tidak ada komentar