Kabar Lamongan – Produksi rajungan di Kabupaten Lamongan mengalami tren penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi ini dirasakan langsung para nelayan, dengan angka penurunan mencapai 9 hingga 12 persen setiap tahunnya.
Rosyid, salah satu nelayan rajungan asal Kecamatan Paciran, mengaku prihatin dengan situasi tersebut. Menurutnya, selain hasil tangkapan yang berkurang, jarak melaut pun semakin jauh.
“Sekarang jarak tempuh untuk mendapatkan rajungan bisa mencapai 30 sampai 37 mil. Beban operasional jadi meningkat, sementara pendapatan justru relatif sedikit,” ungkapnya dalam diskusi Forum Komunikasi Nelayan Rajungan Lamongan di Taman Kuliner Paciran, Rabu (13/08/2025).
Ketua Forum Komunikasi Nelayan Rajungan Lamongan, Muchlisin Amar, menjelaskan bahwa tren penurunan produksi rajungan sudah berlangsung selama tujuh tahun terakhir. Dampaknya, kata dia, langsung dirasakan nelayan karena berpengaruh pada kesejahteraan mereka.
“Kesejahteraan masyarakat nelayan ikut menurun,” ujarnya.
Muchlisin menilai penyebab utama berkurangnya hasil tangkapan rajungan adalah kerusakan ekosistem laut serta praktik penangkapan yang tidak ramah lingkungan. Ia menegaskan pentingnya kesadaran nelayan untuk menjaga kelestarian laut.
“Merawat ekosistem laut itu wajib hukumnya,” tegasnya.
Ia juga menekankan pentingnya melanjutkan program restocking, karantina rajungan, dan penggunaan alat tangkap ramah lingkungan. Langkah tersebut, menurutnya, sejalan dengan program Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk menciptakan tangkapan berkelanjutan dan memastikan rajungan tetap menjadi sumber penghidupan bagi generasi mendatang.
“Intinya memelihara, bukan merusak laut,” tutupnya.
Tidak ada komentar