DPRD Lamongan Desak Bulog Benahi Gudang dan Serapan Gabah Petani

mariana
3 Jun 2025 10:58
Politik 0 62
2 menit membaca

Kabar Lamongan – Sorotan tajam kembali diarahkan kepada kinerja Perum Bulog Cabang Lamongan dalam sebuah audiensi yang berlangsung di ruang rapat Komisi B DPRD Lamongan, Senin (02/06/2025).

Ketua Komisi B DPRD Lamongan, Supono, memimpin langsung pertemuan tersebut yang juga dihadiri oleh Kepala Bulog Bojonegoro, perwakilan Dinas Pertanian, serta aktivis dari LSM Brandal yang menyampaikan keluhan dari para petani.

Menurut Supono, audiensi ini digelar sebagai bentuk tanggung jawab DPRD untuk mendengar langsung kinerja Bulog serta menyerap aspirasi masyarakat, khususnya terkait penyerapan gabah, harga beras, serta kondisi penyimpanan beras milik Bulog.

“Kami ingin memastikan bahwa Bulog benar-benar menjalankan fungsinya secara maksimal dan berpihak pada petani serta menjaga ketahanan pangan di Lamongan,” tegasnya.

Namun, dalam pemaparannya, Kepala Bulog Kancab Bojonegoro, Ferdian Darma Atmaja, justru mengungkap berbagai kendala mendasar yang dihadapi Bulog.

Ia mengakui bahwa Bulog belum bisa menyerap seluruh hasil panen petani karena terbatasnya alat pengering dan mesin penggiling. Kondisi gudang penyimpanan di Lamongan juga dinilai sangat memprihatinkan karena rawan banjir dan serangan hama.

“Kami mengalami keterbatasan infrastruktur. Saat musim hujan, air menggenangi gudang karena tidak ada saluran pembuangan. Selain itu, kami juga kesulitan mengendalikan serangan tikus,” jelas Ferdian.

Pernyataan tersebut menuai reaksi keras dari Ketua LSM Brandal, Muklas. Ia mengkritik keras kinerja Bulog yang menurutnya jauh dari harapan masyarakat.

“Penyerapan gabah tidak maksimal, mitra kerja Bulog kurang diawasi, dan gudang sampai diserbu tikus! Ini sungguh mengecewakan. Jika tidak segera ada tindakan nyata, kami siap turun aksi ke kantor Bulog!” ujar Muklas dengan nada tegas.

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Lamongan, Mugito, menyampaikan bahwa panen raya tahun ini menunjukkan hasil yang menggembirakan. Kabupaten Lamongan bahkan menjadi salah satu daerah penyumbang gabah terbesar di Jawa Timur.

Namun, ia juga mengimbau agar petani tidak langsung menjual gabah dalam kondisi basah, melainkan mengeringkannya terlebih dahulu agar mendapat harga jual yang lebih baik.

Audiensi ini mencerminkan betapa seriusnya perkara ketahanan pangan di tingkat daerah. Pihak Bulog harus mengambil langkah tegas untuk segera menangani persoalan ini.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *