Busana Khas Lamongan Tampil Gagah di Anugerah Kebudayaan Indonesia 2025

mariana
19 Des 2025 04:25
Peristiwa 0 25
2 menit membaca

Kabar Lamongan – Busana Khas Lamongan (BKL) tampil gagah dan berwibawa dalam ajang Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI) Tahun 2025 yang digelar di Ciputra Artpreneur, Jakarta, Selasa malam (16/12/2025).

Busana tersebut dikenakan oleh Diaz Nawaksara, delegasi Kabupaten Lamongan, saat menerima Anugerah Kebudayaan Indonesia 2025 kategori Pelopor dan Pembaharu. Penghargaan itu diberikan atas dedikasinya dalam kegiatan membaca, menulis, serta mendigitalisasi berbagai aksara kuno Nusantara.

Kehadiran Busana Khas Lamongan dalam ajang tersebut tidak hanya merepresentasikan identitas budaya daerah, tetapi juga menjadi wadah untuk memperkenalkan kekayaan busana tradisional Lamongan kepada publik nasional melalui panggung kebudayaan berskala nasional.

Dalam acara tersebut, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lamongan, Purnomo, turut hadir sebagai perwakilan pemerintah daerah sekaligus pengusul penerima anugerah. Ia menyampaikan rasa bangga dan apresiasi atas penampilan Busana Khas Lamongan di ajang nasional tersebut.

“Kami merasa bangga dan memberikan apresiasi atas tampilnya Busana Khas Lamongan dalam ajang anugerah kebudayaan nasional. Tentunya juga bangga atas kiprah Mas Diaz sebagai pelopor budaya Nusantara yang layak menerima Anugerah Kebudayaan Indonesia 2025. Rekam jejaknya sangat nyata di tengah masyarakat dan komunitas, baik di Lamongan maupun di tingkat nasional,” ujar Purnomo, Kamis (18/12/2025).

Diaz Nawaksara diketahui merupakan putra daerah Lamongan yang berdomisili di Desa Dagan, Kecamatan Solokuro. Ia dipercaya menjadi delegasi Kabupaten Lamongan berkat dedikasinya dalam pemajuan kebudayaan, terutama melalui kerja-kerja literasi aksara tradisional dan penggalian sejarah lokal Lamongan.

Selain itu, Diaz yang juga menjabat sebagai Ketua Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia (LESBUMI) Lamongan aktif mendampingi berbagai komunitas budaya, sejarah, dan literasi. Fokus utamanya diarahkan pada penguatan literasi aksara Nusantara, manuskrip, serta sejarah lokal yang dikembangkan melalui digitalisasi berbasis aplikasi dan laman website.

Upaya digitalisasi tersebut tidak semata-mata bertujuan sebagai dokumentasi, melainkan sebagai strategi pemajuan literasi sekaligus penguatan identitas kebudayaan. Melalui pendekatan berbasis komunitas dan pemanfaatan teknologi, warisan pengetahuan masa lalu diharapkan tetap hidup dan relevan bagi generasi muda.

Penghargaan Anugerah Kebudayaan Indonesia 2025 ini sekaligus melengkapi capaian sebelumnya. Pada tahun 2024, Diaz Nawaksara juga menerima Apresiasi Insan Pancasila dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Republik Indonesia atas kontribusinya dalam melestarikan aksara Nusantara sebagai simbol persatuan, kebhinekaan, dan identitas bangsa.

Melalui penghargaan ini, diharapkan upaya pelestarian aksara Nusantara semakin memperoleh ruang, dukungan, serta perhatian yang lebih luas, khususnya di Kabupaten Lamongan, sekaligus memberikan kontribusi nyata bagi pemajuan kebudayaan nasional.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

x
x