FSPMI Lamongan Pastikan Ikut Aksi Nasional 30 Oktober, Desak Kenaikan UMK 2026

mariana
29 Okt 2025 04:00
Peristiwa 0 9
2 menit membaca

Kabar Lamongan – Menjelang aksi nasional yang digelar Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) pada 30 Oktober 2025 mendatang, ribuan buruh di Jawa Timur bersiap turun ke jalan. Dari Kabupaten Lamongan, para aktivis FSPMI memastikan diri ikut bergabung dalam gelombang aksi damai yang akan dipusatkan di Kantor Gubernur Jawa Timur di Surabaya.

Instruksi keikutsertaan tersebut tertuang dalam Surat DPP FSPMI Nomor 02471/Org/DPP FSPMI/X/2025 yang ditandatangani oleh Presiden FSPMI, Riden Hatam Aziz dan Sekretaris Jenderal, Sabilar Rosyad pada 22 Oktober 2025. Dalam surat itu ditegaskan bahwa aksi akan dilaksanakan secara tertib, damai, dan tetap menjunjung nilai-nilai konstitusional di seluruh wilayah Indonesia.

Dari Lamongan sendiri, ratusan buruh anggota FSPMI dijadwalkan berangkat menuju Surabaya untuk bergabung dengan ribuan pekerja dari berbagai daerah di Jawa Timur. Aksi tersebut merupakan bagian dari gerakan nasional yang menuntut kenaikan upah minimum tahun 2026 sebesar 8,5 hingga 10,5 persen, sekaligus menolak sistem kerja outsourcing yang dianggap merugikan pekerja.

Ketua FSPMI Lamongan, Slamet Raharjo, menjelaskan bahwa tema utama aksi kali ini adalah HOSTUM (Hapus Outsourcing, Tolak Upah Murah). Selain dua tuntutan utama itu, FSPMI juga membawa sejumlah aspirasi lain, antara lain pembentukan Satgas PHK, reformasi pajak perburuhan, serta mendesak pengesahan RUU Ketenagakerjaan dan RUU Perampasan Aset.

“Tuntutan kenaikan upah sekitar 8 sampai 10 persen itu didasarkan pada pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen dan inflasi 3,5 persen. Jadi, tuntutan tersebut bukan tanpa dasar. Selama ini UMK bukanlah upah maksimum, padahal konstitusi menegaskan pentingnya rasa keadilan dan upah yang layak bagi pekerja,” ujar Slamet, Senin (27/10/2025).

Slamet juga menyoroti sistem kerja outsourcing yang disebutnya sebagai bentuk “perbudakan modern” karena dianggap tidak memberikan kepastian dan tidak mendidik para pekerja.

Selain dari FSPMI, aksi di Surabaya juga akan diikuti oleh gabungan organisasi buruh lainnya seperti KSPI (Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia), KSPSI (Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia), dan KPBI (Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia).

Menurut Slamet, aksi serentak di Surabaya diperkirakan akan diikuti antara 5.000 hingga 10.000 buruh dari berbagai kabupaten/kota di Jawa Timur, termasuk Lamongan, Gresik, Sidoarjo, Mojokerto, dan Pasuruan. Para peserta akan mengenakan atribut lengkap FSPMI, membawa bendera serta spanduk berisi tuntutan mereka.

“Seluruh peserta sudah kami imbau untuk menjaga ketertiban dan mengedepankan aksi damai sesuai arahan organisasi,” tegas Slamet.

Aksi nasional FSPMI ini disebut sebagai bagian dari rangkaian panjang perjuangan buruh yang akan berujung pada Mogok Nasional, dengan rencana melibatkan jutaan pekerja dari 38 provinsi di seluruh Indonesia.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

x
x