Tren Sepeda Kalcer Merebak di Lamongan, Bengkel Ahmad Yani Kebanjiran Pesanan

mariana
30 Sep 2025 04:38
Bisnis 0 4
2 menit membaca

Kabar Lamongan – Tren sepeda kalcer kini merambah hingga ke Lamongan. Fenomena ini membuat bengkel sederhana milik Ahmad Yani (56), yang akrab disapa ‘dokter sepeda’, tak pernah sepi pesanan.

Hampir setiap hari, bengkel kecil berukuran 4×6 meter di Jalan Andansari, Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Lamongan, dipadati para pecinta sepeda pancal. Dengan telaten, Yani memeriksa setiap detail sepeda sebelum mengubahnya menjadi sepeda kalcer—model sepeda bergaya klasik yang kini tengah naik daun di kalangan anak muda hingga orang dewasa.

“Sejak sebulan terakhir, saya sudah mendandani lebih dari 40 sepeda. Bukan hanya dari Lamongan, ada juga yang datang dari Surabaya karena motif di sana katanya kurang cocok,” ujar Yani, dilansir dari detik.com, Selasa (30/09/2025).

Tingginya permintaan membuat bengkelnya sering penuh sesak. Beberapa sepeda bahkan terpaksa digantung di langit-langit karena tidak muat ditaruh di lantai.

“Numpuk ini gimana servicenya, kemarin sempat saya gantungkan di atas,” ucap Yani.

Sepeda kalcer sendiri merujuk pada sepeda lawas—umumnya bermerek Federal—yang dimodifikasi agar tampil lebih estetik dengan nuansa retro. Ciri khasnya terletak pada aksesori tambahan seperti keranjang minimalis, kabel berwarna mencolok (merah, kuning, atau hijau), hingga cat ulang bergaya klasik.

Menurut Yani, frame Federal memang menjadi incaran para penggemar karena terkenal kuat dan awet. Namun, ia menegaskan tren kalcer tidak melulu harus menggunakan merek tersebut.

“Tidak harus pakai frame Federal, merek lain juga bisa. Semua tergantung budget,” jelasnya.

Permintaan modifikasi juga beragam, mulai dari pemasangan pengereman torpedo atau coaster brake, hingga pengecatan ulang frame agar tampil lebih klasik. Yani menilai, tren sepeda kalcer di Lamongan ini memberi ruang kreativitas baru bagi pecinta sepeda pancal.

“Sekarang tiap dua kali seminggu banyak yang kumpul di dekat air mancur Alun-Alun Lamongan bawa sepeda kalcer. Anak muda sampai orang tua senang dengan gaya klasiknya,” tuturnya.

Meski kadang kewalahan dengan antrean panjang, semangat Yani tak surut. Ia berharap tren sepeda kalcer tidak hanya jadi soal gaya semata, melainkan juga mendorong masyarakat untuk lebih kreatif sekaligus hidup sehat.

“Bagi saya, sepeda kalcer ini bukan cuma tren. Ini cara orang untuk lebih dekat dengan sepeda, sambil tetap bergaya,” pungkas Yani.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *