Kabar Lamongan – Pembatasan impor bahan bakar minyak (BBM) non subsidi mulai menimbulkan dampak di sejumlah daerah. Di Kabupaten Lamongan, karyawan SPBU swasta mengaku was-was dengan kondisi ini karena khawatir berujung pada pemutusan hubungan kerja.
Salah seorang karyawan SPBU swasta di Lamongan, Mohammad Thohir, mengungkapkan bahwa sejauh ini tempat kerjanya masih dalam kondisi aman. Belum ada pengurangan tenaga kerja maupun karyawan yang dirumahkan.
“Untuk sementara penjualan masih berjalan normal. Tetapi melihat kondisi ini, kami jadi sedikit khawatir,” ujarnya, dilansir dari detik.com, Sabtu (20/09/2025).
Namun, Thohir menambahkan, beberapa jenis BBM yang menjadi favorit pelanggan kini sudah kosong. Di SPBU non Pertamina yang berlokasi di Kecamatan Deket, jenis V Power tidak tersedia, sedangkan untuk Shell Super masih ada stok.
“Mudah-mudahan semuanya cepat membaik kembali seperti dulu,” harapnya.
Tak hanya karyawan, para konsumen juga merasakan imbasnya dengan mulai terjadinya kelangkaan BBM di SPBU non Pertamina. Beberapa pelanggan mengaku kelangkaan BBM non subsidi membuat aktivitas mereka terganggu, khususnya yang memiliki pekerjaan di lapangan.
“Kondisi ini cukup memberatkan. Kami berharap ada evaluasi kebijakan agar distribusi BBM lebih lancar,” kata Wahyu Pratama, salah satu pelanggan.
Hal serupa juga disampaikan oleh Idawati, konsumen lain yang menilai kelangkaan BBM non subsidi akibat pembatasan impor BBM seharusnya bisa diantisipasi sejak awal agar tidak merugikan masyarakat maupun karyawan SPBU non Pertamina.
Baik karyawan maupun konsumen berharap agar pihak terkait segera mengambil langkah solusi sehingga aktivitas kembali berjalan normal seperti sebelumnya.
Tidak ada komentar