Panen Raya Tembakau di Lamongan, Harga Jual Capai Rp47 Ribu per Kg

mariana
17 Sep 2025 05:05
2 menit membaca

Kabar Lamongan – Kabupaten Lamongan sukses menggelar panen raya tembakau di tengah tantangan iklim kemarau basah. Panen raya tersebut berlangsung di lahan seluas kurang lebih 4.500 hektare dan secara resmi dipimpin langsung oleh Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, di Dusun Sahar, Desa Wateswinangun, Kecamatan Sambeng, Selasa (16/09/2025).

Dalam sambutannya, Bupati Yuhronur mengakui bahwa musim tanam tembakau tahun ini penuh dengan ujian akibat anomali cuaca. Kondisi tersebut memaksa petani melakukan penanaman ulang bibit lebih dari satu kali sebelum akhirnya berhasil tumbuh normal.

“Pada musim tembakau tahun ini memang tantangannya adalah iklim. Menurut cerita para petani, mereka harus menanam bibit tembakau lebih dari satu kali sampai bisa tumbuh baik. Namun, Alhamdulillah hasil panennya memuaskan,” ungkap Pak Yes—sapaan akrab Bupati Lamongan.

Adapun harga jual tembakau hasil panen tahun ini berada pada kisaran Rp46.000 hingga Rp47.000 per kilogram. Dari total luas tanam tembakau di Lamongan yang mencapai 7.570 hektare, sekitar 4.366 hektare di antaranya kini sudah masuk masa panen raya. Khusus di Desa Wateswinangun, tercatat ada 145 hektare lahan tembakau yang tengah dipanen.

Sebagai bentuk dukungan, Pemerintah Kabupaten Lamongan menyerahkan 26.173 kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan kepada anggota Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Lamongan. Tak hanya itu, bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) juga digelontorkan kepada kelompok tani di Kecamatan Sambeng.

Bantuan tersebut mencakup alat perajang tembakau, hand sprayer elektrik, kendaraan roda tiga, pompa air dangkal, serta pembangunan infrastruktur pertanian berupa jalan produksi, sumur, handtraktor, dan terpal.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Lamongan, Mugito, menambahkan bahwa pendampingan untuk petani tembakau terus dilakukan secara berkesinambungan.

“Kami memberikan berbagai arahan teknis seperti penundaan jadwal tanam, pembuatan guludan tinggi, hingga pengaturan drainase agar lahan tidak tergenang air,” jelasnya.

Selain pendampingan teknis, pemerintah daerah juga telah mengadakan sejumlah pelatihan. Satu kelompok tani mendapat pelatihan pembibitan, sembilan kelompok mengikuti pelatihan intensifikasi, sementara empat kelompok lain mendapatkan pelatihan penerapan intensifikasi.

Panen raya tembakau di Lamongan tahun ini menjadi bukti ketangguhan para petani dalam menghadapi cuaca yang tidak menentu, sekaligus menunjukkan keberhasilan kolaborasi antara petani dan pemerintah daerah dalam menjaga produktivitas salah satu komoditas unggulan Lamongan.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *