Festival Dayung Tejoasri, dari Lomba Antardesa hingga Pertunjukan Joko Tingkir

mariana
14 Sep 2025 10:23
Desa 0 3
2 menit membaca

Kabar Lamongan – Sebanyak 64 tim antardesa dari berbagai daerah di Jawa Timur unjuk kebolehan dalam Festival Dayung Tejoasri yang digelar di Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan, Minggu (14/09/2025). Ajang ini tidak hanya dimaksudkan sebagai perlombaan olahraga, tetapi juga sebagai upaya melestarikan tradisi sekaligus mempererat persaudaraan.

Kepala Desa Tejoasri, Yusuf Bachtiar, menjelaskan bahwa festival akan berlangsung di Bengawan Mati dan terbuka bagi peserta antardesa se-Jawa Timur.

“Ajang ini bukan hanya lomba olahraga, melainkan wadah silaturahmi sekaligus menjaga tradisi dayung agar tetap hidup di tengah masyarakat,” ujarnya, Sabtu (13/09/2025).

Setiap tim terdiri dari delapan pendayung, satu maskot, satu ofisial, dan satu pemain cadangan. Panitia juga memperbolehkan adanya tambahan maksimal tiga atlet dari luar desa. Peserta diwajibkan menunjukkan KTP atau SIM serta membawa surat delegasi dari kepala desa masing-masing.

Yusuf menambahkan, festival ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga sarana menyampaikan nilai sejarah dan budaya. Menurutnya, Tejoasri sebagai Naditira Pra Desa yang berada di bantaran Bengawan Solo, memiliki tanggung jawab menjaga kejayaan sungai tersebut.

“Bengawan Solo pada masa jayanya merupakan denyut nadi ekonomi, pusat kehidupan, sekaligus sumber kebanggaan. Oleh karena itu, tahun ini kami juga menghadirkan pertunjukan bernuansa sejarah, yakni kolosal Joko Tingkir serta tradisi Siraman Tukon Banyu yang diperagakan warga setempat,” terangnya.

Panitia pelaksana menetapkan biaya pendaftaran sebesar Rp400 ribu per tim dengan total hadiah Rp20 juta. Demi menjamin keadilan dan kemeriahan lomba, fasilitas berupa perahu dan perlengkapan dayung telah disediakan panitia. Festival dijadwalkan dimulai pukul 08.00 WIB hingga selesai.

Sementara itu, Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, menyambut positif penyelenggaraan festival ini. Menurutnya, kegiatan semacam ini mampu menggerakkan roda ekonomi masyarakat.

“Kegiatan ini contoh nyata bagaimana desa bisa menjadi pusat kreativitas. Selain melestarikan budaya lokal, festival juga memberi manfaat ekonomi melalui UMKM,” katanya.

Ia berharap Festival Dayung Tejoasri dapat menjadi agenda tahunan, bahkan berkembang hingga tingkat nasional. “Pemkab Lamongan akan terus mendukung event yang memperkuat identitas lokal sekaligus menjadi magnet wisata,” tegasnya.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *