Kabar Lamongan – Detak Pustaka kembali menginspirasi penulis muda dengan menghadirkan webinar bertajuk “Menulis Dari Hati: Membingkai Rasa Lewat Kejujuran dan Puisi”.
Acara yang digelar secara daring ini diisi oleh Arief Budiman, penulis buku Jejak Langkah Bapak. Dalam sesi kali ini, Arief–sebagai narasumber–membagikan kisah proses kreatifnya dalam menulis buku perdana Jejak Langkah Bapak.
Membuka sesi webinar, Arief bercerita bahwa ide awal menulis hadir dari kebiasaan mencurahkan unek-unek di media sosial. Namun, rasa kehilangan yang tak kunjung reda mendorongnya untuk menulis lebih panjang dan jujur, hingga akhirnya lahirlah Jejak Langkah Bapak.
Menurut Arief, kekuatan sebuah tulisan terletak pada kejujuran perasaan. Ia percaya, pembaca bisa merasakan jiwa yang jujur dalam tiap baris.
“Jiwa sebuah tulisan itu berasal dari kejujuran. Kalau tulisan tak punya jiwa, pembaca akan merasa hambar dan tak terhubung secara emosional,” tuturnya.
Arief mengakui, menulis menjadi obat penyembuh luka batin. Ia mengajak peserta agar tidak ragu menulis kegelisahan, rasa kehilangan, ataupun ekspresi apapun, karena itu benteng agar emosi tak berubah.
“Mari sembuh bersama melalui tulisan. Jadikan luka sebagai inspirasi,” ajaknya.
Webinar ini juga diwarnai sesi interaktif. Peserta diberi waktu untuk menuangkan perasaan ke dalam bait puisi yang kemudian dibacakan dan didiskusikan langsung bersama Arief. Dari rasa keputusasaan, kerinduan, hingga spiritualitas, beragam puisi pendek lahir dari hati para peserta.
Puisi-puisi yang dibacakan mendapat tanggapan positif dari Arief. Ia menyampaikan, “Menulis itu harus jujur, langsung dari hati. Jangan takut salah atau dinilai jelek, karena setiap ekspresi itu valid.”
Menjawab pertanyaan peserta, Arief mengungkapkan bahwa untuk membukukan kumpulan puisi, sebaiknya mengumpulkan minimal 100-200 puisi atau menargetkan sekitar 60 halaman.
“Fokuslah pada kualitas perasaan dan kejujuran di balik setiap bait, bukan sekadar jumlah,” tambahnya.
Menutup webinar, Arief Budiman mengajak semua peserta untuk tidak ragu membagikan kisah dan perasaan melalui tulisan.
“Setiap sejarah tercatat lewat kata. Jangan pernah ragu untuk menulis. Teruslah berkarya dan konsisten menyebarkan kebaikan lewat tulisan,” pesannya.
Webinar dari Detak Pustaka ini tak hanya memberi ruang berbagi ilmu kepenulisan, tetapi sekaligus menjadi ruang pemulihan dan ekspresi dari hati.
Tidak ada komentar