Kabar Lamongan – Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, menekankan pentingnya aglomerasi wilayah sebagai strategi kunci dalam mendorong pemerataan investasi di Kabupaten Lamongan. Hal ini disampaikan saat membuka kegiatan Gathering Investasi yang berlangsung di Pendopo Lokatantra, Rabu pagi (25/06/2025).
Menurut Bupati yang akrab disapa Pak Yes tersebut, aglomerasi wilayah yang dimaksud bukan hanya berfokus pada satu kawasan tertentu, melainkan tersebar dan disesuaikan dengan karakteristik serta potensi wilayah masing-masing.
“Lamongan memiliki daya tarik investasi yang tinggi. Selain karena aglomerasi wilayah yang strategis, potensi geografis kita pun sangat beragam. Mulai dari pertanian, perikanan, peternakan, dan lainnya. Saat ini, masih ada sekitar 6.128,48 hektar lahan yang bisa dimanfaatkan sebagai Kawasan Peruntukan Industri, tersebar di wilayah utara, tengah, dan selatan,” jelasnya.
Secara rinci, wilayah utara Lamongan diarahkan sebagai kawasan perikanan tangkap, industri, dan permukiman. Wilayah tengah difokuskan pada permukiman dan industri skala UMK serta menengah. Sementara itu, wilayah selatan diperuntukkan bagi permukiman, pertanian, serta industri yang mendukung kegiatan pertanian.
Selain tata wilayah, Pemkab Lamongan juga menyiapkan infrastruktur pendukung investasi. Pak Yes menegaskan bahwa ketersediaan infrastruktur yang memadai menjadi daya tarik tersendiri bagi investor, terlebih dengan iklim investasi yang kondusif akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Kabupaten Lamongan sendiri merupakan bagian dari kawasan Gerbangkertosusila (Gresik-Bangkalan-Mojokerto-Surabaya-Sidoarjo-Lamongan) yang telah dipersiapkan sebagai simpul konektivitas transportasi umum guna mendukung pertumbuhan ekonomi masa depan.
Selain itu, Lamongan juga menjadi bagian dari inisiatif Gerbang Nusantara Baru yang digagas Jawa Timur sebagai pusat ekonomi baru di wilayah tersebut.
Pada tahun 2024, Lamongan berhasil masuk dalam jajaran 10 besar daerah dengan capaian realisasi investasi tertinggi se-Jawa Timur, yakni sebesar 2,4 persen. Total investasi yang berhasil direalisasikan di Lamongan mencapai Rp2.138 triliun. Capaian ini meningkat dibanding tahun sebelumnya (2023) yang berada di angka Rp1.979 triliun.
Hingga saat ini, terdapat 214 proyek Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) skala besar, 107 PMDN skala menengah, dan 36 proyek Penanaman Modal Asing (PMA) yang tercatat di Lamongan.
Dalam kesempatan yang sama, Pak Yes juga memberikan apresiasi kepada perusahaan dengan capaian investasi tertinggi, yaitu PT Kebun Tebu Mas yang bergerak di industri gula pasir dengan total investasi sebesar Rp7 triliun.
Sementara itu, penghargaan atas kepatuhan tinggi dalam pelaporan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) diberikan kepada PT QL Hasil Laut yang bergerak di bidang industri pembekuan ikan.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Lamongan, Hamdani Azahari, menyebutkan bahwa kegiatan yang mengusung tema “Menjemput Investasi, Upaya Peningkatan Ekonomi” ini menjadi wadah penting bagi para investor dan pemerintah daerah untuk berdiskusi dan berkolaborasi. Apalagi dalam kondisi ekonomi global yang belum stabil, upaya menarik investor menjadi tantangan tersendiri.
Untuk itu, selain aglomerasi wilayah dan infrastruktur yang memadai, Pemerintah Kabupaten Lamongan akan terus berkomitmen untuk memberikan kemudahan dalam proses perizinan serta menjamin transparansi dan akuntabilitas.
Senada dengan itu, Kepala DPMPTSP Provinsi Jawa Timur, Dyah Wahyu Ermawati, menambahkan bahwa perlu adanya strategi dan kebijakan yang mampu mewujudkan pelayanan perizinan investasi secara inklusif, digital, dan berkelanjutan.
Tidak ada komentar