Kabar Lamongan – Kemenag Lamongan terus memantau perkembangan terbaru imbas kebijakan Pemerintah Arab Saudi yang mengatur ulang sistem syarikah. Dari 1.832 calon jemaah haji asal Lamongan, tercatat 32 orang tergabung dalam syarikah yang berbeda dari mayoritas.
Meski begitu, Kemenag Lamongan masih menanti kepastian lebih lanjut terkait pembagian ini. Pasalnya, kebijakan baru dari Pemerintah Arab Saudi menunjuk delapan syarikah resmi untuk menangani layanan jemaah.
Kedelapan syarikah tersebut merupakan mitra resmi yang ditunjuk Saudi untuk mengelola kebutuhan jemaah, mulai dari akomodasi, konsumsi, hingga transportasi selama di Tanah Suci—terutama saat puncak ibadah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
Kepala Kemenag Lamongan, H. M. Muhlisin Mufa, menyampaikan rasa syukur karena mayoritas CJH Lamongan tergabung dalam syarikah Rehlat. Hanya sebagian kecil yang dialihkan ke syarikah lain.
“Terkait pelaksanaan haji saat ini, kami menyesuaikan dengan dinamika terbaru, yakni adanya kebijakan dari Pemerintah Arab Saudi yang mewajibkan jemaah haji yang diberangkatkan untuk mengikuti syarikah yang telah ditentukan,” ujarnya.
Muhlisin menyampaikan bahwa persiapan telah dilakukan secara optimal. Mulai dari pembekalan intensif, pelatihan manasik haji di KBIHU sebanyak 12 hingga 18 kali, manasik di KUA hingga enam kali, serta dua kali manasik massal. Tak hanya itu, manasik juga diberikan kepada jemaah cadangan untuk memastikan kesiapan mereka.
“Para jemaah haji perlu bersiap menjalankan aturan yang berlaku, termasuk kebijakan saat ini karena hal tersebut merupakan ketentuan resmi dari Pemerintah Arab Saudi,” tambahnya.
Kasi Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Lamongan, Abdul Ghofur, menjelaskan bahwa sebelumnya hanya ada satu syarikah yang menangani jemaah.
Namun, dengan adanya kebijakan baru, kini penanganan disesuaikan berdasarkan delapan syarikah yang tercantum di visa masing-masing calon jemaah.
Ia menambahkan, 32 calon jemaah yang tergabung dalam syarikah berbeda adalah jemaah cadangan. Sejak awal mereka telah diberi pemahaman bahwa harus siap berangkat kapanpun dan dengan kloter mana pun.
“Rencananya, Rabu (besok, Red) akan kami bahas dalam rapat untuk tahap finalisasi.” ujarnya.
“Mudah-mudahan kebijakan dari Pemerinta Arab Saudi ini membawa kebaikan. Saya mengimbau agar para jemaah menaati seluruh ketentuan demi kenyamanan dan keamanan bersama,” lanjutnya.
Tidak ada komentar